The Position of Stakeholders Involved in The Collaboration of the Tourism Destination Governance in Pangandaran, West Java - Indonesia

Main Article Content

Heru Purboyo Hidayat Putro
Alhilal Furqon
Astri Brilliyanti

Abstract

Pangandaran is one of the tourist destinations in Indonesia which has developed and has fairly strategic potential to encourage the regional and state economy. The rapid development of tourism in Pangandaran turned out to cause various problems. This is due to the lack of synergy among the roles of stakeholders involved in Pangandaran tourism management. In 2010, the Destination Management Organization (DMO) concept was implemented as an effort to improve the tourism destination governance in Pangandaran. This concept emphasizes the form of collaboration among stakeholders from community groups, the private sectors, and the government. The collaboration is led by the destination management organization (DMO) which serves as mediator, facilitator, and coordinator among the three stakeholder groups. This research is conducted in Pangandaran Village using mixed method which combines quantitative and qualitative research methods aimed to analyze the stakeholders who are involved in tourism destination governance in Pangandaran based on the DMO concept. From the results of the study, it is found that there are ten stakeholders who have high involvement on the tourism destination governance in Pangandaran. All of them have high level of interest and power, but there is one stakeholder who has high interest but low power in DMO-based tourism destination governance collaboration

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Research Article

How to Cite

The Position of Stakeholders Involved in The Collaboration of the Tourism Destination Governance in Pangandaran, West Java - Indonesia. (2024). Journal of Management Info, 6(1), 22-26. https://doi.org/10.31580/jmi.v6i1.488

References

Abdurrahman, Benjamin. 2014. Destination Management Organization (DMO). Jakarta. Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014
ADB. 2013. Laporan Pemetaan Stakeholder dalam Rangka Pengembangan Imbal Jasa Lingkungan Air di Wilayah BBKSDA Jawa Barat
Anonim. 2013. Pangandaran Masuk Klaster Pariwisata Unggulan. Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/236527, 12 Desember 2014 pukul 20.05
Anonim. 2014. Efek tahun Baru, Pantai Pangandaran Dipenuhi Sampah. Diakses dari http://indoweb.tv/news/read/efek-tahun-baru-pantai-pangandaran-dipenuhi-sampah-150-ton-10, 7 Juli 2015 pukul 23.00
Asdhiana, I Made. 2014. Pangandaran jadi Model Pengembangan Pariwisata. Diakses dari http://travel.kompas.com/read/2014/02/20/1603233/Pangandaran.Jadi.Model.Pengembangan.Pariwisata, 12 Desember 2014 pukul 20.06
Asian Institute of Technology. Importance-Influence Matrix in Stakeholder Analysis. Diakses dari http://www.apmasnetwork.org/node/80, 6 September 2015 pukul 17.20
SCB (Statistis Central Bureau) West Java. Jawa Barat dalam Angka (West Java in Figure) 2015, 2016, 2017, 2018.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pangandaran. Capaian Target Kunjungan Sampai Dengan Bulan April Tahun 2018. dispar.pangandarankab.go.id/. Diunduh 11 Juni 2018.
Goeldner, C.R. & Ritchie, J.R.B. 2009. Tourism. Principles, Practices, Philosophies. 11ed. New Jersey. John Wiley Son. Inc.
Gray, Barbara. 1985. Conditions Facilitating Interorganizational Collaboration. Human Relations The Tavistock Institute 38(10): 911-936
Indecon. Tidak ada tahun. Pengembangan Destination Management Organization di Pangandaran Bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Diakses dari http://www.indecon.or.id/en/project/pengembangan-destination-management-organization-di-pangandaran-bekerja-sama-dengan-kementerian-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif/, 13 Desember 2014 pukul 09.40
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2010. Pedoman Pengembangan Destination Management Organization. Jakarta
Kementrian Pariwisata. 2014. Pedoman Pengembangan Tata Kelola Destinasi Pariwisata berbasis Destination Management Organization dan Destination Governance. Jakarta
Lestyono, Renna. 2012. Dampak Negatif Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Fisik Pesisir. Studi Kasus: Pantai Pangandaran. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK ITB V2N2: 291-299.
Local Working Group (LWG), 2010. Development of Destination Management Organization, Tourism Development Supporting Biodiversity Conservation in Pangandaran Indonesia,
LWG Kotatua. 2012. Tata Kelola Destinasi Pariwisata Berbasis Nilai. Diakses dari http://kotatuaku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=504:tata-kelola-destinasi-pariwisata-berbasis-nilai&catid=71:dokumen&Itemid=255, 12 Desember 2014 pukul 20.15
Madlani. 2013. Hadapi Tahun 2014, Pengelolaan Pariwisata Pangandaran Dievaluasi. Diakses dari http://www.harapanrakyat.com/2013/11/hadapi-tahun-2014-pengelolaan-pariwisata-pangandaran-dievaluasi/, 12 Desember 2014 pukul 19.00
Mayers, James. 2005. Stakeholder Power Analysis. International Institute for Environemtent and Development
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. Sekretariat Negara. Jakarta
Sarah, Irene. 2015. Analisis Dampak Perkembangan Perhotelan dan Pengaruh Limbahnya Terhadap Lingkungan Pesisir Pantai Pangandaran. Tugas Akhir Perencanaan Wilayah dan Kota ITB
Studio Kota Pangandaran. 2015. Fakta dan Analisis. Tugas Studio Perencanaan Kota Perencanaan Wilayah dan Kota ITB
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gavamedia
SwissContact (2010) in the module 'The Challenges for DMO Institutional Development and the Future of Sustainable Tourism Management.
UNWTO, et.al. 2010. Tourism Management Plan. Pangandaran
Yin K. Robert. 2005. Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.